Dark
Light
4 hari ago
13 views

UBT di Masa Kepemimpinan Prof Yahya Usung Konsep Entrepreneur University

TARAKAN, KATA NALAR – Resmi menjabat sebagai Rektor, Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein, S.H., M.H ingin menjadikan Universitas Borneo Tarakan (UBT) tidak hanya menjadi kebanggaan Kota Tarakan dan Kalimantan Utara (Kaltara), tetapi Kalimantan dan Indonesia.

Yahya menyampaikan bahwa dinamika yang terjadi di pemilihan rektor lalu merupakan hal biasa yang terjadi dalam proses kepemimpinan.

“Hari ini saya diberikan amanah yang begitu besar, pak Menteri sudah menyampaikan perguruan tinggi ke depan tantangannya luar biasa. Kita tidak hanya menghadapi persoalan kemampuan untuk berinovasi, tapi kita juga harus menyentuh pada tataran yang paling prinsip yaitu bagaimana pembentukan mental dan karakter. Ini hal yang cukup berat tapi saya optimis kita akan bisa,” ujarnya dalam sambutan usai dilantik, Rabu, 18 Desember 2024.

Ia menjelaskan UBT sudah melalui banyak tahapan. Ia menyebut punya Rektor pertama Prof. Kadar Sutrisno. Ia orang yang pertama pada saat kita masih swasta dan telah meletakkan pondasi yang cukup kuat.

Kemudian pernah punya Rektor berikutnya, Prof. Abdul Jabarsyah Rektor yang luar biasa membawa UBT dalam transisi pada saat itu berubah dari swasta menjadi negeri. Bahkan Prof Jabarsyah berhasil mengantarkan UBT ini menjadi perguruan tinggi negeri.

Pasca Prof Jabarsyah, UBT mempunyai Rektor Prof. Adri Patton. Dengan tagline bersama membangun UBT, ia menyambut apa yang sudah dihantarkan oleh Prof. Jabarsyah kemudiam membangun UBT kurang lebih 8 tahun banyak hal yang sudah dilakukan salah satunya terbentuknya Fakultas Kedokteran serta berbagai macam program studi hadir ditangan dingin Prof. Adri Patton.

“Saya hari ini diamanahkan pada kondisi yang juga tidak mudah. Kita akan menghadapi transisi BLU (Badan Layanan Umum) yang memang sudah digagas mulai dari Prof. Adri Patton dan Wakil Rektor 2 Prof. Daud yang saya kira sudah luar biasa menghantarkan ini termasuk Wakil Rektor 3 bidang perencanaan yang sudah luar biasa yang juga telah meletakkan pondasi berbagai macam pembangunan,” ujarnya.

Masa transisi ini, Yahya ingin UBT menjadi entrepreneur university. Mau tidak mau kedepan dengan pola ilmiah pokok yaitu perikanan laut tropis ini, harus menjadi kekuatan kedepan untuk kemudian bersama-sama mengantarkan UBT pada kondisi lebih baik.

“Saya punya komitmen untuk membangun ini sebagai anak daerah yang lahir di Tarakan. Bahkan sebenarnya saya lahir di Sembakung, tapi karena begitu lahir almarhum kakek saya bilang udah kita pindah ke Tarakan. Berkat doa mama saya yang saya kira luar biasa berdoa dalam setiap sujudnya dan hari ini saya mendapat amanah yang begitu berat,” pungkasnya.

Yahya berharap dengan tekad yang kuat dan semangat untuk membangun UBT ini, yakin akan bisa melampaui berbagai macam tantangan. Ia mengajak semua Civitas  Akademika UBT bersama-sama mulai bekerja, karena pesan Mendiktisaintek ke depan adalah tantangan tidak mudah.

“Artificial intellegence akan bisa merusak pola pikir mahasiswa kita, maka kekuatan karakter kepribadian itu harus mengimbanginya. Maka di tahun pertama tidak ada pilih lain kita harus mencoba menyusun kurikulum selain memberikan entrepreneur, juga memberikan muatan penguatan-penguatan pada pendidikan karakter sebagaimana yang diamanahkan pak Menteri,” pesannya.

Yahya juga berkeinginan untuk membawa UBT tidak hanya menjadi kebanggaan Kota Tarakan atau Kaltara, tetap Kalimantan secara keseluruhan Indonesia. Makanya mewujudkan hal itu, harus meletakkan pondasi yang kuat.

“Ini mungkin menjadi mimpi, tapi mimpi itu tidak akan bisa kita capai kalau kita tidak mulai. Saya punya komitmen, saatnya kita akreditasi menjadi unggul dan kita perguruan tinggi yang ada di perbatasan menjadi salah satu sumbangsih untuk menuju Indonesia emas 2045,” tutupnya. (*)

Don't Miss