TARAKAN, KATA NALAR – Terpilihnya Larasati Moriska sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia termuda dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Utara menjadi sorotan publik.
Namun, tanggapan berbeda diutarakan pemerhati politik Muda Kalimantan Utara, Ahmad Imam Ma’rif, yang menantang kemampuan dan komitmen Larasati dalam menjalankan tugas sebagai senator yang diharapkan mampu membawa perubahan nyata.
Imam Maarif mengungkapkan kekhawatirannya atas minimnya pengalaman Larasati dalam dunia politik dan pemerintahan.
“Jangan sampai kehadiran Larasati di DPD RI hanya menjadi pencitraan belaka, sekadar mengedepankan status sebagai ‘senator termuda’ tanpa kontribusi konkret terhadap pembangunan Kalimantan Utara,” tegas Imam saat diwawancarai oleh katanalar.com.
Menurut Imam, gelar sebagai “senator termuda” yang disandang oleh Larasati justru harus menjadi beban tanggung jawab untuk membuktikan bahwa dirinya bukan hanya sekadar simbol generasi muda di parlemen.
“Larasati harus menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia memiliki visi yang jelas, program kerja yang terukur, dan pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan di Kaltara. Jangan sampai prestasi yang disebut-sebut hanyalah kulit luar tanpa isi,” ujarnya.
Ia juga mengkritisi narasi media yang terlalu menonjolkan faktor usia dan penampilan Larasati.
“Saya melihat media terlalu sibuk membicarakan bahwa ia adalah ‘senator cantik’ dan termuda. Padahal, yang seharusnya lebih penting adalah gagasan dan langkah-langkah konkret yang akan diambilnya. Jangan sampai pemberitaan semacam ini justru menutupi esensi dari peran seorang senator,” tambah Imam yang juga mantan ketua DPD IMM Kaltara periode 2020-2022
Imam juga menantang Larasati untuk benar-benar terjun ke lapangan dan mendengarkan aspirasi masyarakat Kalimantan Utara.
“Sudah saatnya dia membuktikan bahwa keterpilihannya bukan sekadar keberuntungan, melainkan hasil dari komitmen dan kerja keras. Ia harus siap turun ke desa-desa, mendengarkan keluhan masyarakat, dan memperjuangkan solusi yang nyata di parlemen,” katanya dengan nada tegas.
Menurut Imam, Kaltara menghadapi berbagai persoalan serius, seperti ketimpangan infrastruktur, pengangguran, dan minimnya akses pendidikan di pedalaman.
“Jika Larasati ingin benar-benar dihormati dan diakui sebagai tokoh muda yang progresif, ia harus segera menunjukkan sikap proaktif dan mampu menyuarakan kepentingan daerah di tingkat nasional. Jangan hanya sibuk dengan aktivitas seremonial atau sekadar menjadi wajah muda yang tampil di depan kamera,” tutup Ahmad Imam.
Kritik dari Imam ini menjadi tantangan bagi Larasati Moriska untuk membuktikan bahwa dirinya layak menjadi perwakilan masyarakat Kaltara di DPD RI.
Di usianya yang muda, ia diharapkan mampu membawa ide-ide segar dan berani memperjuangkan aspirasi masyarakat Kalimantan Utara, bukan hanya menjadi tokoh yang hadir sekadar untuk memenuhi kuota generasi muda di parlemen. (*)
hello there and thank you for your info – I’ve definitely picked up something new from right here. I did however expertise some technical points using this site, as I experienced to reload the website many times previous to I could get it to load properly. I had been wondering if your web hosting is OK? Not that I’m complaining, but sluggish loading instances times will sometimes affect your placement in google and can damage your high quality score if ads and marketing with Adwords. Well I am adding this RSS to my email and can look out for much more of your respective intriguing content. Ensure that you update this again soon..