TARAKAN, KATA NALAR – Ditpolairud Polda Kaltara tengah gencar melakukan pemberantasan kejahatan narkotika dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di wilayah perairan Kalimantan Utara. Beberapa waktu belakangan Ditpolairud Kaltara telah melakukan penangkapan terkait pelaku narkotika jenis sabu seberat 6 kilogram.
“Sempat kita ungkap juga sampai kejar-kejaran dan petugas dan menembaki body speed pelaku itu,” ungkap Kapolda Kaltara, Irjen Pol Hary Sudwijanto melalui Kombes Pol Bambang Wiriawan baru-baru ini.
Para pelaku dalam menjalankan aksinya, umumnya memiliki kesamaan yakni, dilakukan pada malam hari dan mematikan lampu speedboat dan memanfaatkan sungai kecil untuk melarikan diri. Namun, acapkali yang menjadi korban ialah para petambak.
“Karena ada nelayan tambak yang tidak tahu apa-apa, tetapi tidak bisa dipungkiri memang sarang sabu itu ada di tambak,” lanjutnya.
Pihakk kepolisian pun menyiagakan sejumlah alutsista yang tersebar di perairan Kaltara, seperti di wilayah Sebatik, Nunukan dan Bulungan. Pola operasi intelijen juga turut digunakan Ditpolairud Polda Kaltara guna menyisir informasi kejahatan di perairan.
“Kita ada lima pos standby untuk kapal, khususnya di pintu masuk yang sudah kita petakan ada kerawanan. Sudah dilengkapi dengan kapal juga,” sebutnya.
Terkait moodus kejahatan TPPO dinilai terdapat perbedaan kali ini. Berdasarkan peristiwa terakhir, kepolisian memantau adanya modus wisatawan yang datang melalui Sebatik, Nunukan. Akibatnya, aktivitas TPPO semakin sulit diendus petugas.
“Jadi tidak gerombolan lagi, kalau kemarin kan datangnya gerombolan. Terus diangkut pakai kapal, nah sekarang ini satu orang satu orang,” lanjutnya.
Selain dua tindak kejahatan diatas, pihaknya juga tengah gencar meningkatkan keamanan di wilayah proyek-proyek besar di Kaltara. Beberapa proyek yang tengah dibangun di Kaltara pun memiliki pelabuhan masing-masing.
Oleh karena itu, kepolisian rutin menyosialisasikan kepada nelayan agar tak beraktivitas di perairan tersebut. Kendati begitu, pihaknya belum mendapatkan laporan adanya aktivitas kapal yang akan beroperasi di kawasan pelabuhan.
“Kita pantau terus, seperti Chipmil ini kan dipinggir laut, pasti nanti akan banyak kapal dan berpotensi bergesekan dengan nelayan khususnya nelayan tangkap. Sekarang belum ada laporan, tapi kalau ada kapal nanti pasti mereka melapor dan kita akan awasi,” pungkasnya. (*)