TARAKAN, KATA NALAR – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa peduli rakyat menggelar aksi demonstrasi di Kantor PLN Tarakan, Selasa, 13 Agustis 2024 sekira pukul 18.00 Wita. Aksi demonstrasi ini dilakukan guna menuntut evaluasi kinerja PLN Tarakan.
Koordinator lapangan aksi, Reza Ahmaddani dalam orasinya menyampaikan sejumlah tuntutan diantaranya meminta transparansi pihak PLN dalam menyampaikan informasi kepada konsumen terkait pemadaman dan ketersediaan pasokan listrik di Kota Tarakan.
Selain itu, pihaknya juga meminta PLN memberikan kompensasi, dan menginformasikan kepada masyarakat tentang perkembangan terkait investigasi blackout (pemadaman) beberapa waktu lalu.
“Kami juga meminta PLN melakukan inovasi dalam mitigasi insiden yang menjadi pemicu gangguan, serta memaparkan inovasi tersebut kepada masyarakat untuk menjadi bahan pengawasan,” ujarnya.
Tak hanya itu, demonstran juga meminta PLN Tarakan agar membuka transparansi dana CSR atau tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dalam, demonstrasi itu situasi sempat memanas antara pihak kepolisian dan mahasiswa, ketika para massa aksi ingin berorasi ditengah jalan dan melakukan bakar ban.
Kendati begitu, situasi dapat dikendalikan dan mahasiswa membubarkan diri sekira pukul 19.00 Wita, meski tak berhasil menemui pihak manajemen PLN Tarakan.
Sementara itu, saat dikonfirmasi awak media, PT PLN (Persero) berkomitmen untuk memastikan pemenuhan kebutuhan listrik di Tarakan. Salah satunya yakni dengan melakukan penambahan pembangkit non gas dengan kapasitas 10 Megawatt (MW) yang telah beroperasi sejak 12 Juni 2024 lalu.
“Hal ini sebagai upaya jangka pendek dalam membackup pasokan kelistrikan dari pembangkit gas yang saat ini sedang mengalami penurunan supply gas”, ujar Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kalimantan Utara (UP3 Kaltara) Arief Prastantyo.
Senada dengan hal tersebut, Manager UP Kaltimra PLN Nusantara Power Andreas Arthur mengatakan, sebagai rencana jangka menengah dan jangka panjang, pihaknya tengah menyiapkan kerjasama penyediaan gas dalam bentuk Liquified Natural Gas (LNG) atau Gas Alam Cair.
“Ini kami lakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian pasokan gas yang tersimpan dalam fasilitas tangki penyimpanan gas di pembangkit” tambah Andreas.
Adapun saat ini, sistem kelistrikan di Tarakan memiliki daya mampu sebesar 83 MW, dengan komposisi pembangkit gas sebesar 53 MW dan pembangkit non gas sebesar 30 MW. Namun, dengan menurunnya supply gas mengakibatkan pembangkit gas hanya dapat memasok listrik sebesar 15 MW, sehingga belum cukup untuk memenuhi beban kelistrikan di Tarakan yang mencapai 58 MW. (*)