TARAKAN, KATA NALAR – Usai dilantik menjadi Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT), Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein, S.H., M.H akan merampungkan penyusunan pegawai yang menempati jabatan struktural. Ia menargetkan pada Januari 2025 pejabat struktural UBT baru sudah dilantik.
“Yang pertama ini kan sudah dipenghujung tahun kan, pasti harus menyusun kawan-kawan yang akan membantu saya. Saya kira ini menjadi penting, karena tentu kita butuh supporting sistem untuk bisa melaksanakan berbagai kegiatan,” ujar Yahya saat diwawancarai awak media usai pelantikan di lantai 4 Gedung Rektorat.
Di dalam statuta UBT, kata Yahya, bahwa penyusunan jabatan struktural paling lambat satu bulan setelah rektor terpilih definitif dilantik.
“Jadi rektor terpilih definitif diberi waktu satu bulan itu sudah harus memilih atau melantik wakil rektor. Jadi Januari 2025, sudah terbentuk karena kita harus bekerja cepat sebentar lagi masuk penerimaan mahasiswa baru,” jelasnya.
Dalam amanah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, dikatakan Yahya sudah jelas dimana harus menghadapi satu zaman dengan beragam tantangan yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan yang begitu pesat.
Hal tersebut ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi, dinamika politik, kondisi sosial ekonomi yang fluktuatif telah menciptakan suatu keadaan yang penuh dengan ketidakstabilan.
“Saya kira amanah pak Menteri luar biasa berat, tapi bukan berarti kita tidak bisa melakukannya. Sekarang ini UBT ada pada posisi peralihan, dari Satker (Satuan Kerja) menjadi BLU (Badan Layanan Umum),” ujarnya.
Dijelaskan Yahya, yang paling pokok dari BLU adalah bagaimana perguruan tinggi bisa mandiri membiayai dirinya sendiri. Menurutnya, UBT punya beberapa kekuatan, makanya pilihan entrepreneur university itu menjadi penting untuk mendukung pola ilmiah pokok.
“Agar kita betul-betul bisa tumbuh dan berjalan dengan baik. Apalagi kita punya beberapa kekuatan sebenarnya dimana ada prodi (program studi) memang bisa dimaksimalkan seperti Fakultas Kedokteran, ini harus dikelola dengan baik,” tutur mantan Dekan Fakultas Hukum UBT ini.
Keberadaan Fakultas Kedokteran ini, diharapkan Yahya nantinya bisa memenuhi kebutuhan dokter di Kaltara. Selain itu, UBT juga terus mengembangkan bagaimana kepakaran-kepakaran para dosen.
“Sehingga kedepan UBT tidak hanya menjadi sentral di Kalimantan Utara (Kaltara), tapi di Pulau Kalimantan kita harus menjadi sentral. Bahkan secara nasional dan internasional kita akan membawa kesana,” bebernya.
Pengalaman yang dimiliki dengan membawa Fakultas Hukum go internaisonal ini, sebut Yahya bisa menjadi pengalaman baik bisa diterapkan diseluruh fakultas yang ada di UBT. (*)