TARAKAN, KATA NALAR – Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein, S.H., M.H. resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT) periode 2024-2028, Rabu sore, 18 Desember 2024 di Gedung Rektorat lantai 4.
Pembacaan sumpah janji dan pelantikan Rektor UBT, dipandu langsung Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti-Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro secara hybrid melalui aplikasi zoom meeting.
Tak hanya Rektor UBT, Mendikti-Saintek juga melantik Rektor Institut Seni Budaya Indonesia Tanah Papua Prof. Dr. Stefanus Hanggar dan Direktur Politeknik Negeri Nunukan Dr. Arkas Viddy.
Dalam sambutannya, Mendiktisaintek menyampaikan pelantikan ini bukan hanya agenda formalitas atau seremonial belaka, tapi lebih dari sebuah amanah yang mengandung tanggungjawab besar untuk memimpin, mengarahkan dan menciptakan perubahan positif bagi kemajuan kampus tercinta.
“Makanya peran seorang pemimpin perguruan tinggi bukan lah hal yang mudah. Pemimpin harus mampu menginspirasi, memberikan arah yang jelas serta mendukung terciptanya lingkungan akademik yang kondusif dan sinergis, baik dilingkungan akademika maupun kerjasama kolaboratif dengan pihak-pihak lain,” katanya.
Kata dia, kepemimpinan yang baik juga harus mampu merespon tantangan zaman dan menjadikan kampus sebagai tempat lahirnya inovasi yang tepat guna bermanfaat bagi kesejahteraan secara luas.
“Kita menyadari bahwa saat ini, kita menghadapi satu zaman dengan beragam tantangan yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan yang begitu pesat. Hal tersebut ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi, dinamika politik, kondisi sosial ekonomi yang fluktuatif telah menciptakan suatu keadaan yang penuh dengan ketidakstabilan,” tambahnya.
Menghadapi hal tersebut, maka harus mempersiapkan diri dalam beradaptasi dan siap berkolaborasi serta berupaya memajukan perguruan tinggi, sains dan teknologi menjadi lebih baik.
Di masa yang akan datang, lanjut Satryo Soemantri, ada beberapa keterampilan yang perlu difokuskan dalam pembelajaran, keterampilan berpikir kritis menjadi hal sangat penting.
“Kemampuan untuk menganalisis masalah dengan cara yang baru, mempertanyakan asumsi yang ada dan mencari solusi yang inovatif adalah keterampilan yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Selain itu keterampilan komunikasi, juga semakin vital terutama di dunia yang semakin terhubung di era digital ini,” pesannya.
Pesatnya perkembangan dunia digital seperti misalnya kecerdasan buatan atau artificial intellegence, kata Mendiktisaintek mungkin saja mampu menggerus peradaban sebagai sebuah dari sistem.
Oleh karena itu, harus mempersiapkan diri menyusun strategi khusus guna menyelamatkan generasi kedepan untuk mampu bersaing, memitigasi risiko dari dampak buruk kemajuan teknologi.
“Kita berharap pesatnya perkembangan teknologi tersebut dapat menjadi hal yang justru bermanfaat bagi kemajuan bangsa,” ungkapnya.
Mendiktisaintek berpesan kepada seluruh jajaran akademika untuk sama-sama mendukung pemimpin baru demi mewujudkan visi dan misi institusi dengan kerja keras bersamaan serta semangat gotong royong.
“Saya titip kepada pemimpin yang baru dilantik, mohon dengan sangat jaga betul marwah perguruan tinggi sebagai sebuah kekuatan moral,” tegasnya. (*)