TARAKAN, KATA NALAR – Pada segmen keempat dan kelima debat perdana penajaman visi-misi Pilkada Tarakan, paslon nomor urut satu Khairul-Ibnu Saud Sejahterakan Masyarakat (Kharisma) menjawab persoalan tata kelola pemerintahan yang baik dan ekonomi.
Segmen keempat, Calon Wali Kota Tarakan, Khairul menjawab pertanyaan terkait tema ekonomi. Segmen ini berlangsung empat putaran.
Sementara, pada segmen kelima, paslon Kharisma mendapat kesempatan menjawab pertanyaan dari masyarakat.
Dimana moderator membacakan pertanyaan berkaitan dengan sektor pariwisata mempunyai potensi besar untuk meningkatkan perekonomian daerah. Dan data BPS Kota Tarakan tahun 2023 jumlah wisatawan di Tarakan mencapai 292.522 orang atau meningkat 26,11 persen dan meningkat dari 2022 sebesar 232.017 orang. Namun demikian, rata-rata lama menginap hanya 1,37 hari.
Khairul menjawab langkah konkret yang diambil untuk mengembangkan industri pariwisata dan mengoptimalkan potensi pariwisata di Tarakan.
Kata Khairul, potensi pariwisata di Kota Tarakan cukup banyak. Mulai dari wisata kuliner, budaya, alam, permainan dan sejarah.
Menurutnya, tidak semua wilayah di Indonesia memiliki wisata sejarah apalagi berkaitan dengan Perang Dunia II.
“Tidak semua wilayah di Indonesia punya dan Tarakan punya itu. Beberapa upaya dilakukan termasuk penataan Pantai Ratu Intan Pantai Amal, pusat kuliner, taman bermain dan juga arena permainan dan dorong swasta kembangkan pariwisata di Tarakan,” paparnya.
Sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan itu, bagi Khairul strategi yang harus diterapkan adalah memberikan kenyamanan dan keamanan. Menurutt Khairul, kondisi keamanan Kota Tarakan sudah mendukung, dimana semua suku dan agama hidup rukun dan damai maka pasti wisatawan bisa datang ke Tarakan.
Sebagai upaya menghadirkan destinasi wisata, festival Iraw Tengkayu, lanjut Khairul, bahkan sudah masuk 100 Kalender Even Nasional (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pihaknya pun mendorong agar Iraw Tengkayu bisa naik peringkat ke-5 atau bahkan masuk level top ten wisata.
“Sehingga gaungnya semakin besar, orang mau berkunjung ke Tarakan. Kemudian ketiga, untuk menarik wisatawan mancanegara, harus ada kemudahan masuk. Dari Tawau berseberangan dengan Indonesia, bisa mengurus Visa on Arrivel (VoA) di Tarakan dan tidak harus ke Jakarta lagi,” katanya.
Karena itu, sebagai tempat persinggahan sebelum berlanjut ke daerah lain misalnya Berau dan wilayah lain di Kaltara walau hanya 3-4 hari menurutnya ini sudah cukup baik.
Menurutnya, Tarakan memiliki keterbatasan sehingga perlu berkolaborasi dengan daerah lain untuk membuat jejaring pariwisata agar bisa berkunjung lebih lama di Tarakan dan mengunjungi daerah lain di Kaltara.
Ibnu Saud, Calon Wakil Wali Kota Tarakan, secara singkat menjawab bahwa yang bisa dilakukan adalah aktif mengadakan berbagai event seni budaya dan konser.
Di putaran kedua segmen keempat, Ibnu Saud berkesempatan mendapat pertanyaan berkaitan dengan tema tata kelola pemerintahan baik.
Pertanyaannya yakni, langkah strategis yang dilakukan menekan peredaran barang illegal sebagaimana data dirilis Bea Cukai Tarakan dimana tahun 2022 sebanyak 1.881 balpress diamankan. Kemudian 2023 sebanyak 32 ballpres dan 2024 sebanyak 22 ballpres. Rokok ilegal 198.747 batang di tahun 2022 dan di tahun 2024 79.596 batang. Hal ini menujukkan perdagangan illegal di Tarakan masih marak terjadi.
Khairul menjawab, bahwa sebagai Kota Pulau, Tarakan secara geografis memiliki akses pintu masuk yang banyak. Hal ini membuat aparat keamanan kesulitan menjaga peredaran barang illegal tersebut. Karena itu, penting untuk pelibatan masayrakat menjadi informan menyampaikan kepada aparat.
Selain itu, menurutnya perdagangan ilegal karena adanya permintaan atau demand. Masyarakat perlu diberikan pemahaman akan resiko kesehatan mengonsumsi barang illegal yang tidak tersertifikasi.
Sehingga, edukasi penyadaran harus dilakukan dan mencintai produk dalam negeri sehingga tidak timbul masalah hukum. Lalu ketiga, penguatan dari semua stakeholders dan melibatkan semua ketua RT.
“Kemudian juga terakhir, membangun kerja sama dengan negara tetangga. Ada upaya di sana mencegah barang itu keluar masuk ke Tarakan. Ini perlu border meeting Tarakan, Nunukan dan Sabah Malaysia dan Brunei agar ada kesamaan persepsi, kesamaan rasa menjaga wilayah masing-masing, barang yang tidak bagus jangan dikirimlah,” ujarnya.
Ibnu Saud, menambahkan bahwa paling penting harus ada kesadaran hukum. Kemudian perlunya soliditas aparat penegak hukum agar bisa menindak tegas pelaku perdagangan illegal tersebut.
Pada putaran ketiga segmen keempat, Kharisma mendapat pertanyaan dengan tema ekonomi. Pertanyaannya adalah langkah konkret mendorong pemanfaatan digitalisasi ekonomi dalam rangka peningkatan produktivitas tenaga kerja UMKM.
Khairul menjelaskan, harus dibedakan sektor informal dan formal. Menurutnya, UMKM merupakan sokoguru perekonomian. Ia menyebut, selama periode pertama masa jabatan kepemimpinannya, sektor UMKM telah menyerap 87 persen tenaga kerja dan sisanya adalah sektor formal.
“Sektor informal termasuk UMKM itu 87 persen. Kemudian pertumbuhan ekonomi di Tarakan itu 93 persen ditopang sektor UMKM. Ini menjadi sangat penting dan urgen untuk didukung. Semasa awal menjabat 2019 UMKM kita di kisaran 7.000 tahun 2019 dan 2023 kemarin 28.00,” sebutnya.
Sehingga pemerintah harus mendorong agar UMKM menuju proses digitalisasi melalui marketplace. Maka strategi melatih pelaku UMKM melek teknologi. Ibu rumah tangga pelaku UMKM dilatih mengemas, membuat konten dan memasarkan produknya.
“Termasuk membeli produk lokal sendiir, baju batik misalnya didorong mereka untuk dicetak dan kita beli sehingga tumbuh minat memproduksi,” jelasnya.
Ibnu Saud, Calon Wali Kota Tarakan menambahkan, pemerintah pusag telah mengeluarkan kebijakan program penghapusan utang kepada pelaku UMKM sehingga pelaku UMKM bisa mendapatkan bantuan modal.
Putaran keempat, pertanyaan berkaitan dengan kota cerdas dimana ditandai penggunaan teknologi digital dalam menjalankan pelayanan pemerintahan. Hal ini bertujuan mengurangi kontak langsung pengguna dan petugas layanan. Selain konsep Mall Pelayanan Publik, langkah apa yang bisa diterapkan paslon berkaitan inovasi menjawab kebutuhan pemanfaatan teknologi AI atau kecerdasan buatan dalam layanan publik.
Khairul mengatakan, pada periode pertamanya visi yang diusung adalah terwujudnya Kota Tarakan sebagai kota maju menuju Smart City. Sekarang adalah kota cerdas fokus perdagangan ekonomi kreatif dan perikanan dan kelautan.
“Kita dulu konsen digitalisasi. 90 persen layanan terdigitalisasi. Mau urus perizinan ada OSS. AI ke depan Pemkot harus mengikuti perkembangan. Dunia tanpa batas akan terjadi, pengembangan ke depan banyak produk di kesehatan salah satunya sudah dimulai, termasuk metaverse kita agak sedikit tertinggal dan ini bagian pekerjaan rumah,” urainya.
Ibnu Saud menambahkan, di sektor ini masih harus dilakukan banyak hal. Sehingga pemerintah kota harus mengajak kerja sama dengan universitas di Kaltara dan universitas top di Indonesia sehingga AI bisa diaplikasikan.
“Karena ini bukan sesuatu yang mudah dilaksanakan,” tuturnya.
Segmen kelima, pertanyaan dari masyarakat berkaitan dengan strategi membantu keluarga kelas ekonomi menengah agar tetap survive dan naik kelas di tengah gaji pas-pasan dan sulit mendapat bantuan pemerintah.
Menjawab hal itu, Khairul menjelaskan, pertama harus melihat apakah pekerja sektor formal atau informal. Tentu harus melihat kebutuhan.
“Sektor formal ada evaluasi Upah Minimum Kota agar sesuai kebutuhan dan inflasi. Jika tidak punya pekerjaan sektor formal, maka di sektor informal ada bantuan misalnya langsung dari pemerintah misalnya ada usaha mikro kecil ya kita bantu,” terangnya.
Salah satunya lewat permodalan dana bergulir untuk membantu UMKM, sesuai visi misi yang sudah disusun. Jika sudah naik kelas, maka dialihkan kepada yang lain.
“Bantuan dana bergulr harus diberikan kepada UMKM kita yang layak berdasarkan hasil penilaian yang serius mau berusaha. Kemudian tingkat kemahalan, bergantung inflasi dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya suplai,” ujarnya.
Sehingga suplai di Tarakan harus tetap terjaga dengan baik sehingga harga tetap dikendalikan tidak begitu mahal terjangkau masyarakat serta arus transportasi distribusi tetap dijaga.
Ibnu Saud juga menyampaikan artinya berbagai program disampaikan sesuai visi misi, Kharisma ingin mendorong pertumbuhan ekonomi di Tarakan secara signifikan.
“Bagaimanapun suhu ekonomi di Kaltara bergantung pada Kota Tarakan,” terangnya.
Kemudian, pertanyaan kedua yang dirangkum dari masyarakat berkaitan dengan bagaimana paslon Kharisma memastikan pemeritnahan bersih dari korupsi dari penyalahgunaan jabatan.
Khairul menjawab bahwa selama ini upaya dilakukan adalah selalu dimonitor KPK dan BPK. KPK setiap saat melalui monitoring center for prevention (MCP). Dan angka MCP di Tarakan sudah cukup bagus walaupun belum maksimal.
“Kemudian dari sisi pembenahan reformasi birokrasi. Paling utama adalah mental aparatur, mental pekerja keras dan tidak korupsi. Kemudian organisasi harus bagus, tepat ukuran dan tepat fungsi serta ketiga, SOP tata laksananya apa yang dilakukan semua berstandar,” tegasnya.
Terakhir Ibnu Saud ikut menambahkan yakni paling penting secara teknis apabila semua urusan dilakukan digitalisasi maka kemungkinan untuk melakukan korupsi semakin tipis.
“Seperti disampaikan orang harus berhadapan dengan sistem,” tukasnya. (*)