MALINAU, KATA NALAR – Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kabupaten Malinau sukses menyelenggarakan pelantikan dan seminar kebangsaan pada Senin, 31 Juli 2024 di Ruang Laga Feratu Kantor Bupati.
Acara itu turut menghadirkan tokoh nasional dan daerah seperti pakar politik nasional Prof Siti Zuhro, dan Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP, serta Bupati Malinau Wempi W Mawa.
Dalam seminar kebangsaan tersebut mengulas sejumah poin strategis pembangunan yang ada di Malinau dan Kaltara. Salah satu topik penting yakni persoalan ketenagakerjaan menyambut proyek strategis nasional (PSN).
Ketua MD KAHMI Malinau, Muhammad Purnomo Susanto mengatakan, dua kepala daerah yakni Yansen TP dan Wempi W Mawa menganggap perlu adanya kelanjutan program dengan kembali melaksanakan kegiatan serupa yang lebih terarah kepada pengembangan kemampuan sumber daya manusia (SDM).
“Masukan Wagub kepada kita, bahwa perlu ada pelatihan publik speaking khusus kepada para pemuda di Malinau, dan di Kaltara secara umum. Sebab, Wagub menyadari bahwa kekuatan komunikasi dan informasi saat ini sangat berperan dalam kehidupan nyata. Oleh karenanya, penting kiranya para pemuda memiliki kemampuan komunikasi umum yang baik,” tutur Ipung, panggilan akrab Purnomo.
Kata Ipung, keinginan Bupati Malinau juga sama, yakni perlu adanya kegiatan pelatihan guna memperkuat posisi tawar para pemuda Malinau di dunia kerja. Hal itu mengingat, peluang kerja dan usaha di Malinau kedepannya akan terbuka.
Data BPS juga menyatakan, angkatan kerja di Malinau berjumlah 47.796 jiwa. Sebanyak 46.270 jiwa bekerja, dan 1.526 masih menganggur. Penduduk bekerja didominasi sektor pertanian (53,27 persen), manufaktur (11,19 persen), dan jasa-jasa 16,467 jiwa (35,59 persen).
“Artinya, jumlah pengangguran kita masih cukup banyak, dan jangan sampai bertambah kedepannya. Mengingat, angkatan kerja pasti akan terus tumbuh dimasa mendatang,” katanya.
Kehadiran PLTA Mentarang, lanjut Ipung, dipastikan memerlukan tenaga-tenaga ahli dan sebagian besar didatangkan dari luar. Kedepan, kata Ipung seraya mengulang pernyataan Bupati, putra-putri Malinau harus bisa ikut bersaing mengisi posisi-posisi tenaga ahli tersebut dengan skill memadai.
“Tentu saja, harapan Wagub dan Bupati ini akan dibahas secara serius dalam MD KAHMI Malinau. Sebab, apa yang diharapkan Wagub dan Bupati merupakan impian MD KAHMI Malinau juga,” tuturnya.
Alasan tersebut pula yang melatarbelakangi MD KAHMI Malinau melaksanakan seminar kebangsaan ini. Terlebih bahwa jarak antara PSN PLTA Mentarang dengan pemukiman penduduk hanya berjarak 35 km. Sehingga pihak pertama yang semestinya menerima manfaat dari PSN tersebut adalah masyarakat sekitar.
“Jangan sampai, bonus demografi di tahun 2030 dan menuju Indonesia Emas 2045 mendatang itu generasi Malinau dan Kaltara hanya menjadi penonton. Sehingga, persiapan demi persiapan harus disiapkan mulai dari sekarang,” lanjutnya.
Ipung mencontohkan, berdasarkan data BPS saat ini, dalam bidang penyediaan jasa akomodasi dan makan minum tahun 2023 lalu, untuk memenuhi kebutuhan dari perusahaan usaha kecil dapat dilibatkan untuk pengadaan sebesar 6,92 persen.
Sektor ini diproyeksi dapat terus tumbuh jika diatur dengan baik melalui produk hukum daerah, yang mengatur wajibnya perusahaan yang ada di Malinau melibatkan sektor UMKM untuk terlibat di dalamnya. Saat ini, Raperda model itu masih digodok.
Tak hanya itu, kata Ipung, pelaksanaan event daerah seperti Irau ke 10 tahun 2023 lalu, BPS dan Bappeda Malinau mencatat selama 20 hari pelaksanaan event tersebut dihadiri oleh 319.353 pengunjung, dan menghasilkan perputaran uang senilai Rp 44,8 miliar. Artinya peluang di bidang itu sangat besar.
Kemudian, dalam periode kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Malinau, Wempi-Jakaria juga memiliki program inovasi daerah yang mendukung pemuda untuk meningkatkan daya saing kedepan. Seperti Wajib Belajar Malinau Maju, Milenial Mandiri dan Desa Sarjana. Dimana, dalam program tersebut Pemkab Malinau memberikan perlengkapan gratis, pelatihan dan menguliahkan pemuda Malinau secara gratis, ditanggung Pemkab Malinau.
“Bahkan, Pemkab Malinau lebih dahulu memberikan pelatihan multi bahasa untuk meningkatkan kemampuan para pemuda dalam berbahasa, yakni bahasa Mandarin dan Inggris,” pungkasnya. (*)