TARAKAN, KATA NALAR – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tarakan melakukan blusukan ke Pasar Beringin, Kamis 4 Juli 2024. Blusukan ini merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat demi meningkatkan partisipasi pemilih jelang Pilkada serentak 2024.
Anggota KPU Tarakan, Hendry menjelaskan, berdasarkan permintaan masyarakat KPU melakukan sosialisasi di pusat keramaian agar menjangkau semua kalangan.
“Mempertimbangkan keramaian pasar Dayak, Beringin, Kota Tarakan yang kerap ramai di setiap hari Senin dan Kamis. KPU menyampaikan sejumlah informasi terkait Pilkada di Tarakan. Sebelumnya juga masuk segmen kita untuk sosialisasi di pasar yang ada di Tarakan. Insya Allah kalau waktunya cukup, kita juga akan menyasar pasar yang lain dengan melihat waktu saat kondisi keramaian,” ujar Hendry.
Tak hanya menyosialisasikan Pilkada, pihaknya juga melakukan sosialisasi terkait pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang akan dilaksanakan di dapil 1 Tarakan Tengah pada 13 Juli 2024 mendatang.
“Penyampaian sosialisasi juga menyesuaikan daerahnya. Pasar Beringin yang berada di Tarakan Tengah, selain terkait Pilkada Tarakan turut disampaikan sosialisasi terkait pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU). Untuk tanggal PSU juga kami sosialisasikan, kemudian Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur maupun Wali Kota dan Wakil Wali Kota pada 27 November nanti,” sebutnya.
Selama blusukan tersebut komunikasi dengan warga berjalan cukup baik. Masyarakat pun dinilai sudah cukup tahu terkait pelaksanaan PSU Pileg dan Pilkada.
Peran para calon legislatif Dapil 1 Tarakan Tengah yang Kembali berkompetisi di PSU juga cukup pro aktif menyosialisikan ke para pemilihnya.
“Pasti ya informasi itu sampai ke masyarakat juga, sembari kami sudah melaksanakan sosialisasi di 5 Kelurahan dengan mengundang tokoh masyarakat dan Ketua RT,” tuturnya.
KPU juga menghimbau agar masyarakat tidak golput. Partisipasi masyarakat yang mencapai 75 persen lebih saat gelaran pada Pemilu 14 Februari lalu, juga diharapkan lebih meningkat pada Pilkada di November nanti.
“Mudah-mudahan juga semangat pemilu kemarin karena di tahun yang sama semoga tertular juga di Pilkada ini. Minimal partisipasi sama 75 persen atau bahkan lebih tinggi. Kalau sebelumnya kan Pilkada dan Pileg jaraknya jauh, sampai beda tahun. Tahun ini ibaratnya masih segar diingatan dan tahapannya juga beririsan,” sambungnya.
“Urusan menang atau kalah itu kan nanti. Tapi masyarakat tahu kalau orang yang dikenalnya jadi peserta di Pileg itu. Beda dengan Pilkada, pesertanya beberapa orang dan yang dikenal timnya saja,” pungkasnya. (*)