TARAKAN, KATA NALAR – Upaya Wali Kota Tarakan 2019-2024, Khairul dalam menghimpun koalisi partai politik terus dilakukan jelang perhelatan di Pilkada Tarakan. Hal itu tentu dilakukan guna memenuhi syarat pencalonan di periode keduanya kali ini dengan minimal 6 kursi DPRD.
Kendati telah menjajaki sejumlah partai, mantan Sekda Tarakan itu masih belum mau menyebut siapa figur kuat yang bakal mendampinginya. Dia pun menyebut, masih terlalu dini berbicara wakil apabila partai-partai koalisi belum terbentuk.
“Terlalu dini kalau kita bicara pasangan. Politik ini bergerak, dinamis, kita nanti harus diskusi, bicara, dan kita ingin siapapun nanti yang terpilih baik pasangan pendamping atau parpol koalisi, chemistry-nya nyambung. Kita belum tahu berapa partai yang akan berkoalisi dengan kita. Harapan kami semakin banyak semakin bagus,” ujar Khairul.
Pak Dokter (sapaan akrab Khairul) juga belum bisa berkata banyak soal nama-nama partai pengusung. Menurutnya, dukungan parpol pengusung baru bisa diklaim usai mendapat rekomendasi resmi dari DPP masing-masing partai.
“Kalau di politik kan tidak bisa bilang fiks ya, kalau komunikasi kan masih terus berjalan sampai keluarnya rekomendasi. Bahkan sebenarnya yang paling penting sampai mendaftar ke KPU. Karena kadang-kadang rekomendasi keluar pun masih bisa berganti itu (rekomendasi), pengalaman saya kan, jadi menghadapi situasi politik seperti ini kita harus lebih santai, tenang,” terang mantan Kadis Kesehatan Tarakan itu.
Oleh karenanya, Pak Dokter saat ini masih sebatas membangun komunikasi secara intens dengan sejumlah parpol sembari terus membaca situasi politik.
“Kalau saya bilang tidak ada siapapun yang pasti, tidak ada. Jadi belum pasti semua sampai keluar rekomendasi. Bahkan sampai nanti yang benar-benar datang ke KPU baru dibilang pasti. Saya kira komunikasi saja, komunikasi terus kita bangun, kita jalin. Mudah-mudahan harapan kita dengan komunikasi yang baik, chemistry bisa terbentuk, setelah itu mudah-mudahan kita bisa bersama-sama di Pilkada,” tegasnya.
Pak Dokter pun mengilustrasikan, bahwa politik ini seperti lari maraton bukan lari sprint. Kata dia, di dalam politik yang dibutuhkan adalah ketahanan bukan kecepatan, layaknya perbedaan antara maraton dan sprint.
“Karena komunikasi politik ini setiap saat bisa berubah. Situasi, isu, macam-macam bisa berubah, termasuk hari pun kadang-kadang bisa berubah. Saya kira kita gak usah baper, berteman, saya kira begitulah politik,” kata Khairul,” tuturnya.
Perlu diketahui, Khairul telah mendaftar di penjaringan partai Demokrat, PKS, PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, PAN, PPP dan Hanura.
“Tinggal Gerindra yang kita tidak mendaftar, kalau yang lain kan kita sudah daftar semua. Kalau (Gerindra) buka saya daftar pasti. Bahwa misalnya rekom itu nanti dikasih apa tidak, itu kan nanti banyak pertimbangan, termasuk hasil survey, elektabilitas,” tukasnya. (*)