TARAKAN, KATA NALAR – Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tarakan 2025-2030, Khairul-Ibnu Saud memaparkan strategi penanganan mitigasi bencana kota Tarakan.
Hal ini diutarakan Khairul kala menjawab pertanyaan panelis dengan dalam debat publik kedua Penajaman Visi Misi dan Program dengan sub tema berkaitan lingkungan hidup dan mitigasi bencana dan penanganan bencana pada segmen ketiga, Rabu malam, 20 November 2024 di Tarakan Plaza Hotel.
Moderator debat sebelumnya membacakan pertanyaan berkaitan mitigasi bencana dan lingkungan hidup, dimana berdasarkan data BPS menunjukkan anggaran Pemkot Tarakan sektor lingkungan dan mitigasi bencana masih terbilang rendah sehingga transparansi anggaran menjadi tantangan.
Karena itu, paslon dengan akronim Kharisma ini dimintai komitmen guna memastikan program prioritas lingkungan hidup dan mitigasi bencana dilaksanakan secara transparan dan akuntabel.
Calon Wali Kota Tarakan, Khairul menjawab bahwa pengawasan penggunaan anggaran telah dilakukan secara berlapis dan melekat dari atasan kepada bawahannya. Ada pula pengawasan eksternal seperti dari BPK dan melalui Inspektorat.
Kata Khairul, persoalan alokasi anggaran lingkungan hidup dan mitigasi bencana menyesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Menurutnya, dalam rangka pembangunan keberlanjutan anggaran lingkungan hidup pun diperbanyak.
“Kemudian mitigasi bencana, ancaman kebakaran dan longsor jadi atensi. Perlu disiapkan masyarakat menghadalpi, penyiapan infrastruktur dan upaya melakukan evakuasi dan lainnya,” papar Khairul.
Calon Wakil Wali Kota Tarakan, Ibnu Saud menambahkan anggaran harus disiapkan secara transparan dan terbuka bersama DPRD dibahas bersama.
“Masyarakat boleh terlibat memberikan masukan. Sejauh ini belum terjadi dan kita mencoba melibatkan masyarakat. Lalu mitigasi pemerintah dilibatkan kawan-kawan TNI Polri agar sama-sama mencoba atasi masalah yang muncul,” jelasnya.
Selanjutnya pertanyaan kembali diberikan kepada Paslon Kharisma yang berkaitan indeks rasio bencana 2023 kategori sedang. Selama tiga tahun terakhir meliputi banjir, longsor dan jumlah korban capai 745 jiwa. Fakta menunjukkan Tarakan rentan terhadap bencana. Bagaimana komitmen paslon bangun kelembagaan tanggap darurat berbasis sistem informasi realtime memberikan panduan mengurangi risiko dan bisa tanggap bencana di Tarakan.
Menanggapi itu, Khairul menjawab mengenai tanggap darurat periode pertama dulu ada surat perintah 11 Maret diluncurkan program One Call One Number ada operator stand by. Selanjutnya tim penanganan bencana ditempatkan di empat kecamatan dan masing- masing ada ambulance, pemadam mendekati tempat dengan polsek setempat.
“Kemudian potensi kebakaran lebih banyak di pesisir, peralatan kebakaran ada tapi akses capai lokasi sulit. Maka selama periode lalu dilakukan revitalisasi perbaikan jalan pesisir di Lingkas Ujung Selumit Pantai, sebagian Juata dilakukan betonisasi sehingga ambulance dan pemadam mini bisa lewat,” jelasnya.
Kemudian alat penanggulangan bencana khususnya kebakaran telah dilakukan peremajaan. Operasional kegiatan perlu didukung dan kerja sama antar dinas serta program mitigasi bencana harus dilakukan.
Ibnu Saud lalu menambahkan, ia mengakui masih ada beberapa tempat pesisir perlu perbaikan betonisasi. “Maka ada program dana RT menyokong itu beberapa hidran di daerah pesisir pantai perlu dilakukan revitalisasi atau beberapa alat pemadam mini kurang berfungsi dilakukan perbaikan,” tukasnya. (*)