BALI, KATA NALAR – Pertemuan World Water Forum ke-10 menghasilkan langkah prioritas di empat kawasan mencakup Kawasan Asia-Pasifik, Mediterania, Amerika, dan Afrika. Masing-masing koordinator kawasan itu bertemu untuk merumuskan langkah-langkah prioritas untuk menghadapi krisis air pada tingkat lokal dan regional.
“Semangat berkolaborasi tidak hanya menjadi pondasi yang kuat untuk masa depan (pengelolaan air) yang berkesinambungan. Tetapi juga memainkan peran krusial dalam kesuksesan (pengelolaan air) dari masing-masing region,” ujar Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchondi, Badung, Bali, Kamis, 23 Mei 2024.
Pada sesi ini, setiap koordinator empat kawasan membagikan hasil diskusi selama satu tahun dan melainkan diseminasi gagasan nyata menghadapi tantangan air regional. Kendati cukup berbeda dari satu daerah dengan daerah lain, pertemuan ini juga berbagi pemahaman terkait aspek-aspek prioritas air yang umum.
Hadir sebagai pembicara di antaranya, Presiden Mediterranean Water Institute (IME) Alain Meyssonnier, CEO of Benedito Braga, Executive Secretary of African Minister’s Council on Water (AMCOW) Rashid Mbaziira, Chair of Governing Council Asia-Pacific Water Forum (APWF) Changhua Wu, dan Eelco Van Beek dari Asian Development Bank (ADB).
Kata Loic, seluruh proses regional mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berkolaborasi mencari solusi terbaik mengatasi masalah air di masing-masing kawasan atau pun antar kawasan yang mempunyai kaitan satu sama lain.
“Semangat kolaborasi tidak hanya menjadi pondasi kuat untuk masa depan (pengelolaan air) yang berkesinambungan. Tetapi juga memainkan peran krusial dalam kesuksesan (pengelolaan air) dari masing-masing region,” kata Loic.
World Water Forum ke-10 menghasilkan Deklarasi Menteri yang disahkan di akhir pertemuan, Selasa, 21 Mei 2024. Deklarasi itu dihadiri 106 negara dan 27 organisasi Internasional.
Isi Deklarasi Menteri dalam World Water Forum ke-10 di Bali:
- Menjaga dan menggunakan sumber air secara berkelanjutan, dengan manajemen yang terintegrasi dan efisien
- Membuat rencana aksi, khususnya terkait peningkatan pendanaan menghadapi perubahan iklim
- Memperkuat akses terhadap air bersih dan sanitasi untuk semua orang
- Mengajukan Hari Danau Sedunia (World Lake Day) kepada PBB
- Memperkuat kapabilitas berbagai pemangku kepentingan dalam akses terhadap air bersih dan sanitasi
- Meningkatkan upaya menghadapi tantangan dalam bidang energi, keamanan pangan, kemiskinan, dan migrasi
- Mengupayakan pembentukan pusat keunggulan air di kawasan Asia Pasifik
- Memperkuat pengurangan risiko bencana, di antaranya dengan menambah investasi dalam peringatan dini
- Memberdayakan perempuan, anak, lanjut usia, penyandang disabilitas, dan masyarakat lokal dalam mengatasi persoalan air
- Meningkatkan pendidikan, inovasi dan penelitan, serta transfer teknologi dalam sektor air.
Adapun keempat poin inisiatif Indonesia dalam World Water Forum ke-10:
- Pendirian center of excellence untuk ketahanan air dan iklim guna mengembangkan kapasitas, knowledge sharing, dan pemanfaatan fasilitas yang unggul.
- Mengangkat dan mendorong isu pengelolaan sumber daya air secara terpadu pada pulau-pulau kecil. Meskipun dikelilingi perairan yang luas, Indonesia tetap memerlukan sistem kelola yang baik untuk mengatasi tantangan kualitas dan ketersediaan air bersih.
- Penggalangan dana untuk proyek-proyek air.
- Pengusulan Hari Danau Sedunia atau World Lake Day. Danau merupakan sumber pasokan air yang menghidupi manusia sekaligus memiliki fungsi sosial dan ekonomi masyarakat. Peringatan Hari Danau Sedunia tidak sekadar simbolis, namun sebagai salah satu kunci utama untuk menjaga kelestarian danau di seluruh dunia. (*)
I am glad to be a visitor of this arrant website! , appreciate it for this rare info ! .