TARAKAN, KATA NALAR – Tidak ada yang dikangkangi atau di anak tirikan. Membangun kesamaan persepsi dengan semua kepala daerah, menjadi perhatian Dr Yansen TP. bahwa semua daerah harus dibangun dengan potensinya masing-masing.
Pasangan Dr Yansen TP – H Suratno, calon Gubernur Nomor Urut 3, memiliki program pembangunan yang sangat detail. Program itu tersebar diseluruh Kabupaten/Kota. Setiap daerah dikembangkan sesuai potensinya.
Pertama, pembangunan komunitas berbasis RT. Program ini diwujudkan dalam bentuk pemberian dana kepada RT minimal Rp100 juta per tahun.
Kedua, adalah sistem tata kelola perikanan tangkap dan budidaya, termasuk budidaya rumput laut.
Ketiga, adalah program pembangunan koridor ekonomi.
Pembangunan komunitas berbasis RT dengan menyalurkan dana pembangunan kepada tiap-tiap RT sebesar Rp100 juta per tahun, membutuhkan anggaran sekitar Rp250 M. Angka ini masih sangat kecil dibandingkan dengan APBD Kaltara yang mencapai Rp3,5 Triliun.
Dana sebesar Rp100 juta per RT itu, dikelola oleh RT melalui musyawarah bersama warga, untuk memenuhi segala kebutuhan dan keperluan di masing-masing RT. Hal ini sebagai bentuk membuat pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kaltara.
Selama ini, masyarakat tidak pernah menerima kucuran APBD untuk dikelola bagi kepentingan mereka. Dana RT ini mengucurkan APBD kepada masyarakat untuk dikelola.
Sistem tata kelola hasil perikanan tangkap, budidaya dan budidaya rumput laut dengan berwawasan lingkungan ini menjadi program yang ditunggu sebagian besar warga Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan. Program ini dapat menyelamatkan perekonomian Kalimantan Utara ke depannya.
Data statistik menunjukkan, pendapatan asli daerah (PAD) Kaltara terbesar kedua adalah sektor perikanan setelah sektor pertambangan. Dengan pengelolaan dan perhatian serius pada sektor perikanan, akan menjaga stabilitas ekonomi di Kaltara, pasca tambang nanti memasuki masa-masa kritis.
Dr Yansen TP – H Suratno, menjadikan sektor perikanan tangkap dan budidaya termasuk budidaya rumput laut, sebagai sektor yang harus diseriusi dan dikendalikan.
Realisasi programnya adalah, bagaimana hasil perikanan dari Kaltara dapat mengendalikan dan mengintervensi pasar, sehingga harga-harga komoditi tidak seperti selama ini, dipermainkan harganya oleh oknum-oknum pelaku pasar.
Program unggulan ketiga adalah pembangunan koridor ekonomi di setiap daerah. Setiap daerah mendapat bantuan keuangan untuk membangun sesuai potensinya masing-masing. Kota Tarakan misalnya, akan dikembangkan menjadi The Center of UMKM menuju UMKM Tourism.
Sementara daerah lain dengan potensi lahan pertanian, dibangun menjadi sentra-sentra pangan untuk menghidupi Kaltara.
Dr Yansen TP melihat, potensi Kota Tarakan yang sejak dulu adalah kota jasa, akan semakin berkembang dengan mendorong kota ini sebagai pusat UMKM. Dan ketika kota Tarakan maju dengan UMKM nya, maka daerah-daerah lain sebagai penghasil bahan baku, akan ikut terdampak. UMKM di Tarakan, hidup dengan hasil pertanian dari daerah sekitarnya.
Itulah makna “Kota dan Desa, bersatu membangun bersama”. Desa dan Kota saling menghidupi.
Tarakan dengan UMKM nya, Kabupaten Nunukan, Malinau, Bulungan dan KTT, didorong menjadi sentra produksi pangan dengan memaksimalkan potensi-potensi lahan yang ada menjadi lahan pertanian produktif.
Untuk mendukung semua itu, Dr Yansen TP, membangun sinergi antara seluruh kabupaten kota yang ada, dan mengalokasikan dana bantuan keuangan secara adil kepada semua daerah.
Bagi para petani, Dr Yansen TP akan melindungi dengan membuat kebijakan mewajibkan seluruh orang, instansi vertikal, swasta, daerah untuk mengkonsumsi produk lokal Kaltara.
Kebijakan itu dimaksudkan agar seluruh produksi petani di Kaltara terserap di Kaltara. “Kaltara ini kaya. Mampu hidup dari hasil alamnya sendiri. Tergantung kita bagaimana menyikapi dan melaksanakannya,” jelas Dr Yansen TP. (*)