Dark
Light
4 bulan ago
53 views
2

Perkuat Ideologi Pancasila, Rumah Kebangsaan Cipayung Plus Gelar FGD

TARAKAN, KATA NALAR – Rumah Kebangsaan Cipayung Plus Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait penguatan ideologi Pancasila, Rabu, 25 Desember 2024 di Pondok Lesehan Tarakan.

Kegiatan yang dimotori oleh Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kaltara ini mengusung tema, “Memperkokoh Ideologi Pancasila, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Dalam Mewujudkan Suasana Kondusif di Masyarakat Provinsi Kalimantan Utara.”

Sejumlah narasumber yang dihadirkan di antaranya, Ismit Mado akademisi Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan (UBT) dan Nurasikin Thalib Wakil Dekan Fakultas Hukum UBT.

Ketua Eksekutif Wilayah LMND Kaltara Heris mengatakan, kegiatan ini dihadiri organisasi dibawah Cipayung plus Kalimantan Utara, BEM Universitas dan berbagai organisasi kedaerahan tingkat satu di kota Tarakan.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga silaturahmi antara semua Cipayung plus yang ada di Kalimantan Utara agar sekiranya rumah kebangsaan cipayung plus yang ada di provinsi Kalimantan Utar bisa di urus bersama-sama,” ujar Heris.

Sementara itu, ia membeberkan target capaian dalam kegiatan ini, pertama, meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ideologi Pancasila.

Kedua, penguatan demokrasi dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Ketiga, perlindungan dan pemajuan HAM di Provinsi Kaltara.

“Mari kita jadikan Pancasila sebagai fondasi, demokrasi sebagai jiwa, dan HAM sebagai ruh dalam membangun masyarakat Kaltara yang harmonis dan berkeadilan,” katanya.

“Kita harus terus memperkuat ideologi Pancasila untuk menciptakan masyarakat yang toleran, demokratis, dan menghormati hak-hak asasi manusia,Kegiatan ini adalah langkah awal menuju Kaltara yang lebih baik, di mana setiap individu merasa dihormati, didengar, dan dipenuhi hak-haknya,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua PC PMII Tarakan Linta Sholihat mengatakan, saat ini mahasiswa mengalami permasalahan dilematis terkait krisis identitas. Menurutnya, mahasiswa kerap kali tidak mengenal esensi dan tujuannya dalam mengemban amanah pendidikan di perguruan tinggi.

Ia bahkan membeberkan, berdasarkan data yang pihaknya peroleh provinsi Kaltara menduduki peringkat terendah kedua dari bawah dalam tingkat partisipasi publik dan kepemimpinan di Indonesia.

Menurutnya, salah Semangat dalam belajar menurun sehingga banyak mahasiswa tidak pandai dalam memahami bacaan dan sulit menulis hasil bacaan.

“Kita terbelunggu dengan aturan perkuliahan yang ketat banyaknya tugas dan perkuliahan yang padat dan administrasi yang terlalu banyak membuat mahasiswa kerap kali menjadikan alasan itu semua untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan intelektual diluar kampus,” ujar Linta.

Padahal, menurutnya, mahasiswa memiliki daya kritik luar biasa. Sebab, ada istilah terkenal, yakni rantai ketakutan di perguruan tinggi, yaitu Pemerintah takut dengan mahasiswa, Mahasiswa takut dengan Dosen, dan Dosen takut dengan Pemerintah.

“Sehingga stigma ini lah yang tertanam dan membuat semangat mahasiswa dalam menyuarakan pendapat semakin menurun,” tandasnya. (*)

2 Comments

  1. Aw, this was a very nice post. In idea I would like to put in writing like this moreover – taking time and actual effort to make an excellent article… however what can I say… I procrastinate alot and not at all appear to get something done.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Don't Miss