TARAKAN, KATA NALAR – Bawaslu melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak atas beredarnya video calon Walikota Tarakan, dokter Khairul yang sempat membagikan uang di sebuah acara ulang tahun anak salah seorang tokoh pengusaha, H. Najamuddin di Tarakan Plaza beberapa waktu lalu.
Saat diperiksa, H. Najamuddin atau akrab dipanggil Haji Lontong menegaskan Khairul hanya spontan membagikan uang, tidak ada mengajak orang untuk memilihnya. Apalagi orasi.
Najamuddin mengaku telah dimintai keterangan oleh Bawaslu Tarakan terkait video bagi-bagi uang yang dilakukan Khairul yang kemudian viral di media sosial.
Najamuddin dimintai keterangan oleh Bawaslu karena acara yang dihadiri Khairul di Tarakan Plaza, diketahui merupakan ulang tahun anaknya.
Ia pun telah menjelaskan yang sebenarnya kepada Bawaslu Tarakan apa terjadi di acara itu.
Najamuddin menilai apa yang dilakukan Khairul adalah saweran secara spontan kepada sejumlah orang yang hadir. Di antaranya kepada penyanyi cilik serta dari luar kota Tarakan.
Itu dilakukan karena orang yang hadir meneriakkan minta disawer. Sehingga Khairul pun memenuhinya.
“Yang jelas itu bukan pembagian uang tapi menyawer. Beda kalau kita membagi uang,” tegas Najamuddin.
“Secara spontan masyarakat berteriak sawer, sawer, itulah secara spontan dr. Khairul naik memberikan saweran. Bukan berarti memberikan money politik,” lanjut Najamuddin kepada awak media di Kantor Bawaslu Tarakan.
Bukan hanya Khairul saja yang menyawer, Najamuddin mengaku sebelumnya sejumlah tamunya yang hadir juga turut menyawer.
Ia juga menegaskan Khairul tidak mengeluarkan kata mengajak orang untuk memilihnya, apalagi orasi. Tidak ada juga alat peraga kampanye yang dipasang di acara tersebut.
“Terus tidak ada alat peraga kampanye dan juga dr. Khairul tidak orasi. Jangan orasi, memegang mic saja tidak ada. Jadi semua yang dilakukan hanya spontan,” ungkap pria yang biasa disapa H. Lontong ini.
“Jangankan kampanye, memegang mic saja tidak pegang. Bagaimana mau orasi politik? Saya paham betul karena saya seorang politisi, pernah mengikuti pilkada. Yang namanya orasi seperti apa. Pak Khairul hanya spontan,” tegas Najamuddin.
Meski demikian, Najamuddin mengakui jaket yang dikenakan Khairul bergambar pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan.
Namun ia menilai jaket itu dikenakan secara spontan. Karena sepengetahuannya, sebelum hadir di acaranya, Khairul menghadiri acara sosialisasi. Sehingga spontan menggunakan jaket bergambar itu.
Najamuddin juga menegaskan kehadiran dr. H. Khairul di acaranya atas undangannya.
Dijelaskan, Khairul yang merupakan calon Wali Kota Tarakan nomor urut 1 hadir sekira pukul 21.30 WITA. Ketika itu acara sudah selesai. Yang tersisa hanya keluarga besar dan kerabatnya.
Dalam acara itu, Najamuddin mengundang keluarga dan kerabat serta rekan-rekan sesama politisi, termasuk Khairul. Diundang juga sejumlah siswa yang sekelas dengan anaknya.
“Beliau hadir itu karena undangan saya karena beliau saya anggap sebagai keluarga kami sendiri,” tegas Najamuddin.
Sementara itu, Najamuddin juga menegaskan bahwa acara tersebut murni didanainya sendiri. Tidak ada sponsor yang membiayai.
“Tidak ada sponsor-sponsor yang lain. Hanya saya sendiri yang mendanai. Jangan sampai ada persepsi bahwa ada dana-dana dari sponsor, itu tidak benar,” tutur Najamuddin.
Kehadirannya di Bawaslu Tarakan adalah yang kedua kali setelah beberapa hari lalu juga telah dipanggil untuk dimintai klarifikasi. Ia pun menyerahkan keputusan kepada Bawaslu Tarakan. (*)