Dark
Light
7 bulan ago
74 views

Bekerjasama Dengan Pemerintah Australia, UBT Luncurkan Mata Kuliah Pendidikan di Wilayah Terpencil

TARAKAN, KATA NALAR – Universitas Borneo Tarakan (UBT) secara resmi meluncurkan Mata Kuliah Pendidikan di Wilayah Terpencil pada Selasa, 4 Juni 2024 di Lantai 4, Gedung Rektorat. Tak hanya peluncuran, acara ini dirangkaikan pula dengan talkshow pendidikan.

Bertajuk, ‘Mewujudkan Pendidikan Dasar yang Bermutu Bagi Semua Anak di Wilayah Terpencil di Provinsi Kaltara’ pada talkshow ini sejumlah pihak hadir sebagai panelis di antaranya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malinau, perwakilan Tim Perumus Mata Kuliah Program pendidikan di Wilayah Terpencil UBT, perwakilan Guru Kelas Awal SD yang mengajar di pedalaman Malinau, dan perwakilan Fasilitator Daerah Program Literasi dan Numerasi Disdik Malinau.

Saat diwawancarai awak media, Dr Ir Muhammad Djaya Bakri Tarakan selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiwaan, Perencanaan dan Kerjasama, menjelaskan dengan banyaknya wilayah terpencil di Kaltara serta keterbatasan akses pendidikan mendorong Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) untuk merancang mata kuliah khusus pendidikan di wilayah terpencil.

“Implementasi mata kuliah ini menyesuaikan kondisi Kaltara, mata kuliah ini benar-benar menjadi ciri di Kaltara dan bisa berkontribusi meningkatkan pendidikan dasar dan menengah,” ungkap Djaya.

Mata kuliah ini merupakan program kerjasama dengan INOVASI yakni sebuah lembaga pendidikan pemerintah Australia yang fokus pada isu-isu pendidikan di daerah terpencil.

“Mata kuliah ini sifatnya mata kuliah lokal tentu bernuansa kepada kearifan lokal, berbeda dengan kabupaten lain dan jadi ciri khas wilayah untuk topologi di Kaltara,” beber Djaya.

Mata kuliah merupakan mata kuliah wajib umum (MKWU) serta disiapkan untuk wilayah pesisir yang menjadi pengejawantahan dari visi misi UBT.

“UBT visinya menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis riset bertujuan menunjang pembangunan dan pengembangan potensi kawasan perbatasan dan sumber daya laut tropis.

Mata kuliahnya sudah ada dan khusus FKIP UBT juga melihat kebutuhan di Kaltara, dirancanga mata kuliah khusus jadi MKWU bagi mahasiswa calon guru, diberlakukan mata kuliah wajib bagi seluruh prodi FKIP UBT,” terangnya.

Sebagai mata kuliah MKWU, mata kuliah ini berjumlah 8 SKS dan akan diterapkan pada tahun ini. Selain itu, mata kuliah ini nantinya akan didaftarkan di PD-DIKTI dan masuk silabus kurikulum agar mahasiswa dapat memilih program mata kuliah ini.

“Teman-teman di FKIP yang melakukan proses itu. Nanti penerapannya apakah di semester genap atau ganjil. Tahun ini bisa dimulai. Jumlah SKS-nya karena MKWU minimal 8 SKS maka kebutuhan 8 SKS dari prodi akan menyusul mata kuliah ini jadi wajib diprogramkan mahasiswa,” tukasnya.

Sementara itu, Agus Prayitno, Provincial Manager INOVASI Kaltara ikut menegaskan bahwa penerapan mata kuliah ini tentu akan berdampak bagi kualitas pendidikan di daerah terpencil di Kaltara.

INOVASI sebenarnya telah masuk ke Kaltara sejak tahun 2017 dan sudah membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar khususnya di Sekolah Dasar dan kelas awal.

INOVASI sejauh ini telah menggelar program peningkatan keterampilan kemampuan literasi dan numerasi serta pendidikan karakter di Kaltara.

Program ini awalnya dilaksanakan di Kabupaten Bulungan dan Malinau sebagai pilot project awal, selanjutnya berkembang hingga di Tana Tidung, Tarakan, dan Nunukan.

“Salah satu upaya dilakukan untuk menguatkan skill adalah meningkatkan kompetensi guru SD melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) atau bengkel kerja guru, dimana guru punya komunitas meningkatkan kompetensinya dan KKG tempat belajar meningkatkan kompetensinya,” kata Agus.

“Di Bulungan, untuk SD sudah ke seluruh kabupaten ada 145 SD, Malinau belum semua dan Tarakan sudah semua juga Tana Tidung sudah semua, dan jadi PR (Pekerjaan Rumah) di Nunukan karena baru masuk Juli 2024 mendatang,” tutupnya. (*)

Don't Miss