Dark
Light
7 bulan ago
86 views

UBT Lepas 1.337 Mahasiswa KKN, Penanggulangan Stunting Jadi Bagian Program Penting

TARAKAN, KATA NALAR – Universitas Borneo Tarakan (UBT) melepas ratusan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan XX Periode II Tahun Akademik 2023/2024 pada Jumat, 31 Mei 2024.

Upacara pelepasan KKN ini ditandai dengan pelepasan balon ke udara dan penyematan atribut KKN oleh Rektor UBT didampingi Kepala LPPM UBT serta Dekan dan Wakil Dekan Fakultas dan para dosen-dosen pendamping KKN.Rektor UBT Prof Adri Patton menyebutkan jumlah mahasiswa-mahasiswi peserta KKN kali ini sebanyak 1.337 orang yang tersebar di 98 desa di Kaltara. Jumlah peserta ini diakui meningkat setiap tahun seiring perkembangan UBT.

“Jumlah peserta ini lebih banyak, karena harus diakui UBT terus berkembang pesat. Dimana prodi-prodi nya banyak yang sudah berdiri sehingga mahasiswa semakin banyak yang masuk,” ujar Prof Adri Patton saat diwawancarai katanalar.com usai acara.Prof Adri Patton mengatakan, ketika awal menjabat Rektor di tahun 2017 mahasiswa yang diterima saat itu hanya sekitar 700 orang per tahun. Namun, UBT terus berkembang pesat sehingga pada tahun 2023 penerimaan mahasiswa mencapai angka 2.240 orang dan di tahun 2024 meningkat lagi menjadi 2.600 orang.“Itu sudah termasuk pasca sarjana. Bahkan nanti kita akan meminta penambahan kuota karena banyaknya pendaftar, terutama ke jenjang S2,” sebut Prof Adri Patton.

Ia menambahkan, masing-masing kelompok kerja sudah diarahkan agar setiap program KKN bisa membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di desa.

Misalnya, terkait kekurangan guru yang ada di SD dan SMP, mahasiswa diharapkan bisa mengajar anak-anak desa. Selain itu juga lazimnya terjadi permasalahan batas desa sehingga mahasiswa diharapkan bisa membantu hal tersebut.

Karena itu, menurutnya, seyogyanya pemerintah mengapresiasi untuk pelaksanaan KKN yang dinilai sangat membantu masyarakat. Terbukti, kata dia, dari 4 Kabupaten di Kaltara semua menerima dan menempatkan desa-desa yang dianggap betul-betul membutuhkan mahasiswa KKN.

“Agar paling tidak terjadi perubahan mindset, karena mahasiswa memiliki intelektual yang baik bisa merubah mindset masyarakat. Termasuk ketika mahasiswa nanti bisa mengajar anak-anak di sana,” katanya.Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UBT, Dr. Etty Wahyuni menambahkan, pelaksanaan KKN ini berlangsung selama 40 hari sejak tanggal 10 juni sampai 21 Juli 2024. Desa terjauh pelaksanaan KKN ada di Long Pelban, daerah Long Peso Bulungan.

Kata Etty, 3 program khusus terkait pelaksanaan KKN kali ini, yaitu, program iklim, program literasi keuangan, dan program penanggulangan stunting. Setiap program pun bekerjasama dengan instansi terkait.

“Pogram itu ada 3 kita tahun ini yang pertama itu berkaitan dengan Proklim (program untuk penanganan ikut mitigasi iklim) itu kita bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Utara,” ungkap Etty.

“Kedua berkaitan dengan literasi keuangan kita bekerjasama dengan Bank Indonesia dan juga dengan OJK. Ketiga, kita berkaitan dengan stunting, kalau stunting ini karena memang program di kalimantan utara jadi kita masukkan sebagai program di kegiatan KKN tahun ini,” sambung Etty.

Adapun terkait penentuan lokasi KKN, UBT meminta kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) setiap Kabupaten untuk merekomendasikan desa-desa pelaksanaan KKN.

“Kami kan menyesuaikan dengan persetujuan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) di Kabupaten. Jadi kita biasanya bersurat meminta rekomendasi desa-desa sehingga setiap tahunnya memang desa-desa itu bisa saja berubah sesuai dengan penunjukan dari mereka yang butuh untuk mahasiswa KKN,” ungkap Etty.

Dia juga membeberkan, pada tahun ini lokasi KKN yang berada di daerah perbatasan tak lagi di Sebatik tapi di kecamatan Lumbis dan Sei Menggaris.

Pihaknya pun berharap pada pelaksanaannya, KKN ini bisa berkontribusi bagi masyarakat dan tidak terjadi masalah berarti.

“Jadi tahun ini memang Nunukan itu tidak merekomendasikan Sebatik lagi tapi di kecamatan Lumbis sama kecamatan Sei Menggaris. Kalau Nunukan ada dua, jadi memang lebih agak jauh dari pada di Nunukan dan Sebatik. Kami berharap tetap saja KKN ini bisa berhasil sesuai dengan tujuannya yaitu kami mengabdi kepada masyarakat,” tutup Etty. (*)

Don't Miss